Minggu, 20 November 2022

Anyaman Lapiak Pandan





"LAPIAK PANDAN NAGARI PANINGGAHAN

SOLOK

SUMATERA BARAT"


Lapik pandan adalah tikar yang berbahan dasar daun pandan. Lapik pandan merupakan salah satu produk budaya masyarakat dalam aktifitas memenuhi kebutuhan ekonomi. Pengerjaannya dilakukan secara manual dengan tangan dan alat-alat yang begitu sederhana. Bentuknya juga cukup sederhana persegi panjang kira-kira 1×3 meter. Bentuk yang sederhana ini sebagian ada yang polos, sebagian yang lain ada yang berwarna dengan gambar motif yang juga sangat sederhana.

Namun demikian keguanaannya sangat beraneka ragam. Setiap keluarga di Paninggahan pada masa lalu umumnya menggunakan lapiak pandan dalam berbagai pekerjaan terkhusus yang memerlukan alas. Ada alas duduk, tidur, menjemur hasil pertanian. bahkan untuk orang yang meninggal.

SEJARAH ANYAMAN LAPIAK PANDAN PANINGGAHAN


Ditengah kemajuan teknologi dengan beragam bahan peralatan rumah tangga, Lapiak Pandan Paninggahan tetap menjadi legenda seperti legendanya Mak Itam yang dulu mengepulkan asapnya di tepian Danau Singkarak, Kabupaten Solok. Lapiak Pandan adalah satu kerajinan khas produk nagari Paninggahan pernah memiliki nama besar di Sumatera Barat hingga ke Mancanegara terutama negara Serumpun Malaysia dengan beragam motif dan warna yang membuatnya memiliki Identitas sebagai produk kebanggaan rang Subarang Danau.

Saat ini beberapa pengrajin di Jorong Koto Baru Tambak masih bertahan dengan pemasaran hanya melalui Pakan Kamih atau Pasar Paninggahan sesekali juga masuk ke Pasar Solok. Ada juga satu dua yang dibawa keluar daerah oleh perantau Paninggahan namun belum signifikan membantu pemasaran usaha tradisional ini.

Fungsi dan kegunaan lapik pandan mempunyai posisi penting dalam masyarakat. Hal ini turut mempengaruhi permintaan yang meningkat. Secara perlahan tikar menjadi barang ekonomis yang diperjualbelikan. Kondisi tersebut mendorong kerajinan anyaman lapik menjadi digemari karena dapat membantu ekonomi rumah tangga. Ada yang menjadikan pekerjaan menganyam sebagai pekerjaan sampingan. Umumnya masyarakat Paninggahan mengetahui cara menganyam pandan menjadi tikar.

Namun demikian dengan perkembangan teknologi yang semakin maju menawarkan berbagai jenis tikar yang lebih ringan, murah, tahan lama dan mudah disimpan. Selain itu tikar tersebut juga lebih mudah diperoleh dan sesuai dengan selera. Kondisi tersebut mengakibatkan minat akan lapiak  semakin berkurang. Tidak saja karena kalah menarik, mahal, lama dan tidak tahan lama yang membuat masyarakat lebih cenderung memilih tikar dari luar. Bentuk dan motif lapiak pandan juga masih tidak pernah berubah sehingga kelihatan membosankan.

Menyadari berbagai kekuatan yang dapat menggeser atau bahkan mematikan potensi  kerajinan anyaman pandan ditengah masyarakat pendukungnya di Paninggahan. Melihat kenyataan itu pada tahun 1988 Perintah Daerah Kabupaten Solok melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan bekerjasama dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Paninggahan menyelenggarakan program pelatihan diversifikasi produk anyaman pandan. Diversifikasi produk merupakan salah satu upaya mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa. Pekerjaan menganyam di Paninggahan merupakan dominasi kaum perempuan. Dari banyak tahapan pengolahan bahan mentah hingga masuk pasar nyaris dilakoni utuh oleh kaum hawa di daerah ini.



Bahan baku untuk membuat tikar pandan di nagari paninggahan belum menggunakan teknik pewarnaan dalam proses produksi. Warna tikar yang dihasilkan pun masih asli dari daun pandan yang telah dijemur di bawah terik matahari. Oleh karena itu, bahan baku yang digunakan hanya daun pandan berduri.

Proses pembuatan tikar pandan serba tradisional dan menggunakan peralatan sederhana. Penjemuran daun pandannya pun hanya mengandalkan panas matahari. Oleh karenanya, saat memasuki musim hujan, para perajin sering mengalami kendala. Biasanya, dalam kurun waktu seminggu, satu perajin mampu membuat 5-7 lembar tikar. 

Langkah-langkah membuat tikar pandan yaitu ambil tiap helai daun pandan dan buang durinya menggunakan pisau atau nilon. Masyarakat di paninggahan lebih sering menggunakan nilon karena lebih mudah dan praktis. Bagi daun pandan 8-16 irisan. Jumlah irisan tergantung pada selera perajin. Semakin banyak irisan, maka semakin kecil daun pandan yang akan dianyam. Jemur daun pandan selama 2-3 hari.


Selanjutnya, daun pandan di-besut. Tujuannya agar daun pandan jadi lurus dan tidak kaku waktu dianyam. Proses ini menggunakan alat sederhana yaitu sepotong bambu kecil. Jemur kembali daun pandan selama 1-2 hari, sampai warnanya berubah menjadi beige. Anyam daun pandan menjadi tikar sesuai dengan pola dan ukuran yang diinginkan. 

Harga Tikar Pandan ini dijual dengan harga mulai dari Rp50.000 s.d. Rp150.000 per lembar dengan ukuran 170 x 120 cm. Perajin di nagari paninggahan hanya menjualnya ke pengepul yang datang untuk membeli seminggu sekali. 

Daerah Asal Anyaman Lapiak Pandan


Vidio Perjalanan



Vidio Produk









Anyaman Lapiak Pandan

"LAPIAK PANDAN NAGARI PANINGGAHAN SOLOK SUMATERA BARAT" Lapik pandan adalah tikar yang berbahan dasar daun pandan. Lapik pandan me...